Kamis, 28 Januari 2016

Kenangan Bersama Sahabat



Kenangan Bersama Sahabat

Daftar sahabat yang terkasih dan tersayang

1. Sri Yuningsih Saragih

Teman seperjuangan susah senang selalu bersama.. mulai dari SMA sebangku, eh tau taunya ketika kuliah juga satu universitas, fakultas, dan jurusan, satu dosen PS dan wisuda pen bersamaan.. ini bukan lagi kebetulan, tetapi Allah memang mengirimkan kamu untuk menemani aku.. kapan kita bersama lagi, aku kangen kebersamaan kita ning... 

2. Siti Rukmana Tanjung

semangat berjuang sayang.. semoga cepat kelar wisudanya ya.. sukses terus buat siti.. terimakasih selalu ada buat ku..

3. Marisah Tampubolon

hai ca... teman seperjuangan juga, eh kapan makan kebagan batu lagi.. kangen nongkrong di MMTC, beli ice cream goceng.. pas lagi bokek kemana pun tak bisa,, tetap jadi yang terbaik ya ca.. semoga lancar buat rizky, karir dan jodoh kita.. makasih banget sudah mengerti tentang diri ini..selalu memberikan motivasi buatku disaat siabang lagi jauh.

4. Ayu Tania
Ayu tetap berjuang dalam skripsinya, rahma doain supaya cepat wisuda,, tetap opitimis ya sayang...

5. Simon Fredri
ini nih... teman perempuan ku paling cantik.. apa kabar abang simon, kapan kita kebelawan,, makan ikan bakar?? 







Lebih mudah mengubah persahabatan menjadi cinta, daripada mengubah cinta menjadi persahabatan.
PERSAHABATAN sering berakhir dengan CINTA, tetapi Cinta kadang berakhir Bukan dengan Persahabatan
Saat senyuman berubah jadi kagum, saat gelak tawa berubah menjadi sayang, saat persahabatan berubah jadi cinta
Cinta dan persahabatan bukanlah sebuah pilihan. Kamu bisa memiliki atau bahkan kehilangan keduanya secara bersamaan.
Jangan pernah meninggalkan persahabatan hanya karena cinta.
Satu hal yg harus kamu ingat dalam persahabatan, jangan pernah lupakan mereka ketika kamu telah menemukan cinta
Hal menyedihkan ttng cinta yg berawal dari persahabatan adalah ketika cinta berakhir, dia akan menghancurkan persahabatan yg ada.
persahabatan mampu memulakan cinta, dan cinta mampu menghancurkan persahabatan.
Jangan tinggalkan sahabatmu hanya karena ingin memiliki cinta seseorang. Nilai persahabatan tak akan pernah bisa ditukar.

Yok we.. ini kontak ku yang bisa dihubungi ya

My Name  : Rahmawati
My No.Phone  : 081397872562
My Twiteer  : rahma_raynij
My ID Line  : rahmawati1012
My Facebook  : Rahmawati
My IG   : rahmawati_darma
My BBM  : 744CA0EC

Perbedaan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan

BAB I
                                                              PENDAHULUAN               
A.    Latar Belakang Masalah

Membahas tentang ciri-ciri desa dan kota, klasifikasi, masalah yang dihadapi, perencanaan, dan pembangunannya mengkaji permasalahan yang berkaitan tentang pola pemukiman tata guna lahan dan ruang dan teori lokasi serta strukutr internal perkotaan dan pedesaan. Melalui mata kuliah ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang teori, masalah dan perencanaan, kemampuan menganalisis dan menerapkan teori-teori perkotaan/perdesaan bagi sarjana geografi sangat diperlukan, agar mahasiswa dapat eksis terhadap perkembangan ilmu dan aplikable dalam memecahkan masalah-masalah perkotaan/ perdesaan yang selama ini sedang berkembang.

Pada hakikatnya masyarakat di desa dan di kota memiliki watak dan prinsip yang berbeda, ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya sebagai berikut : jumlah dan kepadatan penduduk, lingkungan hidup, mata pencaharian, corak , stratifikasi sosial, mobilitas social, pola interaksi social,solidaritas social,  dalam hierarki sistem administrasi nasional.
            Banyak alasan pentingnya membicarakan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Selain belum ada kesepakatan umum tentang keberadaan masyarakat desa sebagai suatu pengertian yang baku,juga kalau dikaitkan dengan pembangunan yang orientasinya banyak dicurahkan kepedesaan,maka pedesaan memiliki arti tersendiri dalam kajian struktur sosial atau kehidupanya. Dalam keadaan desa yang “sebenarnya”,desa masih dianggap sebagai standard pemelihara system kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong-royong, kesenian, kepribadian dalam berpakaian, adat-istiadat, kehidupan moral-susila, dan lain-lain.

            Orang kota membayangkan bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul dengan rukun,tenang,selaras,dan akur.Akan tetapi justru dengan berdekatan itulah mudah terjadi konflik atau persaingan yang bersumber dari peristiwa kehidupan sehari-hari, hal tanah, perbedaan antara kaum muda dan tua dan lain-lain.
            Melihat dari berbagai aspek yang ada, baik kita lihat secara langsung atau melalui media informasi, baik cetak maupun media elektronik, bahwa betapa fenomena hidup yang ada pada masyarakat pedesaan mulai mengalami pergeseran nilai, norma serta adat istiadat  yang tidak lagi dihiraukan oleh banyak penduduk desa yang ingin merasa kehidupannya berubah, baik ekonomi maupun status sosialnya.

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang memsebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu. Dari segi perlaksaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat – atau tidak dibuat – oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.

Perkataan society datang daripada bahasa Latin societas, “perhubungan baik dengan orang lain”. Perkataan societas diambil dari socius yang bererti “teman”, maka makna masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini bermakna telah tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya mempunyai kepentingan dan matlamat yang sama. Maka, masyarakat selalu digunakan untuk menggambarkan rakyat sesebuah negara.
Walaupun setiap masyarakat itu berbeza, namun cara ia musnah adalah selalunya sama: penipuan, pencurian, keganasan, peperangan dan juga kadangkala penghapusan etnik jika perasaan perkauman itu timbul. Masyarakat yang baru akan muncul daripada sesiapa yang masih bersama, ataupun daripada sesiapa yang tinggal. Pernyataan inilah yang ingin kami bahas dalam makalah yang ringkas dan singkat ini.






B.      PERUMUSAN MASALAH
1.       Apa yang dimaksud masyarakat pedesaan dan perkotaan ?
2.       Apa saja ciri-ciri masyarakat pedesaan dan perkotaan ?
3.       Bagai mana perbedaan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan ?

C.     TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.       Penulis mampu melakukan pengkajian yang terdiri dari pengumpulan data, analisis data, merumuskan masalah, dan memprioritaskannya.
b.      memberi pengetahuan dan wawasan agar kita dapat memahami pengertian masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan, mengetahui ciri-ciri, tipe, perbedaan dan aspek positif & negative dari masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan, serta mengetahui agama yang dianut oleh masyrakat tersebut.
c.       Bekerja sama dengan keompok dengan menetapkan tujuan yang dicapai dan menyusun pemecahan masalah bersama.
d.      Mampu melasanakan rencana yang telah ditetapkan bersama anggota.
e.       Mampu memahami dan mengerti isi dari makalah dan mempresentasikannya kepada audiens.

                                                                                   














BAB II
PEMBAHASAN

A.        PENGERTIAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
1.      Masyarakat Pedesaan
 Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemeritnahan sendiri. Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ2-e5nywB0I1b33oCImBedgNZvrTIVfGDtwHF_SWrv07sElz0WdTpfP3fs58Cc1jJoZB_XOC86wYBmEsNbPg58OcyDo9ZqMnLayZbEq2Gc998wT4q6oFFzVoKBCHaa5qVWYY20BXu6fU/s1600/pedesaan.jpg
Gambar Aktivitas Masyarakat Desa

            Sedangkan menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang sangat kuat yang hakekatnya.   
            Masyarakat Pedesaan adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat adalah sesuatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budaya yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosial hidup bersama, bekerja sama dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam.
Ada 3 pendapat yang dikemukakan mengenai pengertian desa, antara lain:
1 . Menurut Sutardjo Kartohadikusuma
desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
2. Menurut Binart
desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat disuatu daerah.
3. Menurut Paul H. Landis
desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.       
4. Menurut Sutarjo Kartohadikusumo,
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bermukim sutau masyarakat yang berkuasa dan masyarakat tersebut mengadakan pemerintah sendiri.

Unsure-unsur dalam desa meliputi :

a.Daerah (lingkungan geografis)
b.Penduduk, yang meliputi berbagai hal tentang kependudukan seperti : jumlah, persebaran, mata pencaharian dll
c.Tata kehidupan, meliputi segala hal yang yang menyangkut seluk beluk kehidupan masyarakat desa.
Sedangkan pengertian desa dalam kehidupan sehari-hari atau secara umum sering di istilahkan dengan kampung,yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota,yang di huni sekelompok masyrakat di mana sebagian besar mata pencaharianya sebagai petani sedangkan secara atmininistrastif desa adalah yang terdiri dari satu atau lebih atau dusun di gabungkan hingga menjadi suatu daerah yang berdiri sendiri atao berhak mengatur rumah tangga sendiri (otonomi).
Ø SYARAT-SYARAT DESA
Mempunyai wilayah, Adanya penduduk, Mempunyai pemerintahan, Berada langsung di bawah camat, Mempunyai kebiasaan-kebiasaan pergaulan sendiri.
Ø FUNGSI DESA
Fungsi Desa sebagai :
sumber bahan pangan, penghasilan bahan mentah, penghasil tenaga kerja, pusat-pusat industri kecil.

Ø KLASIFIKASI DESA
Berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi yang dimilikinya,desa dapat diklasifikasikan menjadi berikut ini :
a. Desa swadaya
Desa swadaya adalah suatu wilayah pedesaan yang hampir seluruh masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri.
Ciri-ciri desa swadaya :
1) Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
2) Penduduknya jarang.
3) Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4) Bersifat tertutup.
5) Masyarakat memegang teguh adat.
6) Teknologi masih rendah.
7) Sarana dan prasarana sangat kurang.
8) Hubungan antarmanusia sangat erat.
9) Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.

b. Desa swakarya
Desa swakarya adalah desa yang sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri,kelebihan produksi sudah mulai dijual kedaerah-daerah lainnya.
Ciri-ciri desa swakarya :
1) Adanya pengaruh dari luar sehingga mengakibatkan perubahan pola pikir.
2) Masyarakat sudah mulai terlepas dari adat.
3) Produktivitas mulai meningkat.
4) Sarana prasarana mulai meningkat.
5) Adanya pengaruh dari luar yang mengakibatkan perubahan cara berpikir.

c. Desa swasembada
Desa swasembada adalah desa yang lebih maju dan mampu mengembangkan semua potensi yang ada secara optimal,dengan ciri-ciri berikut :
1) Hubungan antarmanusia bersifat rasional.
2) Mata pencaharian homogen.
3) Teknologi dan pendidikan tinggi.
4) Produktifitas tinggi.
5) Terlepas dari adat.
6) Sarana dan prasarana lengkap dan modern.

Ø POTENSI DESA
potensi fisik : pertanian
potensi social : gotong royong, apatur desa, lembaga social

Ø POLA PERSEBARAN DESA
1. Pola memanjang mengikuti jalan raya. Pola ini umumnya terdapat di pedalaman
2. Pola mengikuti rel kereta api
3. Mengikuti garis pantai
4. Pola masyarakat
Penyebarannya:
a. Terdapat di daerah pegunungan (dataran tinggi)
b. Daerah yang berelief kasar
5. Pola Desa Tersebar
Pola desa yang tidak teratur. Pola desa ini banyak dijumpai di daerah Karst (Kapur)
                
2.      Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang kehidupannya banyak dipengaruhi oleh perkembangan jaman seperti dari dampak globalisasi. Secara umum, masyarakat perkotaan sosialisasinya sudah berkurang dan kepribadiannya beragam. Kurangnya rasa sosialisasi karena masyarakat perkotaan sudah sibuk dengan kepentingannya masing-masing, sedangkan dari kepribadiannya masyarakat perkotaan kebanyakan sedikit stress karena banyaknya target/pencapaian yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Pola interaksi masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan terkadang hierarki dan bersifat vertikal serta individual. Pola solidaritas sosial masyarakat perkotaan terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat. Walaupun begitu, tidak semua masyarakat perkotaan seperti apa yang dijelaskan di atas.
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community, pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
      Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini :

      a.   Wirth
            Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.

b.   Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
c.   Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih. Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Menurut konsep Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut Kota, karena memang gaya hidupnya yang cenderung bersifat individualistik. Marilah sekarang kita meminjam lagi teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota yang diantaranya mempunyai ciri-ciri :
a). Netral Afektif
Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau Association. Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya.
b). Orientasi Diri
Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung untuk individualistik.

c). Universalisme
Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk Universalisme.
d). Prestasi
Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.
e). Heterogenitas
Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaWPNX7QRlD0VjUywo8dYQQKkblKfYFIsuHqXHI8vslQNkTOaF4njo0SqIxEo7fAxL0NPNU3uAFsj5pIHbjin1OufvRg7hIijowfjDfHBK4pNqxa2R92CDtiwlFsUQMYy_o6DHTXSQYf8/s1600/2010_09_27_03_45_02_new-yorkers-dc.jpg

Ø KLASIFIKASI KOTA
A.    Menurut Jumlah Penduduk
1. Kota Kecil =penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa
2. Kota sedang =penduduknya antara 50.000-100.000 jiwa
3. Kota besar =penduduknya antara 100.000-1.000.000 jiwa
4. Metropolitan =penduduknya antara 1.000.000-5.000.000 jiwa
5. Megapolitan =penduduknya lebih dari 5.000.000 jiwa

B. Menurut tingkat perkembangan
1. Tahap eopolis adalah tahap perkembangan desa yang sudah teratur dan masyarakatnya merupakan peralihan dari pola kehidupan desa kea rah kehidupan kota.
2. Tahap polis adalah suatu daerah kota yang sebagian penduduknya masih mencirikan sifat-sifat agraris.
3. Tahap metropolis adalah suatu wilayah kota yang ditandai oleh penduduknya sebagaian kehidupan ekonomi masyarakat ke sector industri.
4. Tahap megapolis adalah suatu wilayah perkotaan yang terdiri dari beberapa kota metropolis yang menjadi satu sehingga membentuk jalur perkotaan.
5. Tahap tryanopolis adalah suatu kota yang ditandai dengan adanya kekacauan pelayanan umum, kemacetan lalu-lintas, tingkat kriminalitas tinggi.
6. Tahap necropolis (Kota mati) adalah kota yang mulai ditinggalkan penduduknya.

B.              CIRI-CIRI MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
1.               Ciri-ciri masyarakat pedesaan
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
1.      Sederhana
2.      Mudah curiga
3.      Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4.      Mempunyai sifat kekeluargaan
5.      Lugas atau berbicara apa adanya
6.      Tertutup dalam hal keuangan mereka
7.      Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8.      Menghargai orang lain
9.      Demokratis dan religius
10.  Jika berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Ciri-ciri masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:
1.       Di dalam masyarakat pedesaan memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
2.       System kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (gemeinschaft atau paguyuban)
3.       Sebagian besar warga masyarakat hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yag biasa mengisi waktu luang.
4.       Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
5.       Homogeny social
Biasanya desa terdiri dari beberapa kerabat yang masih mempunyai hubungan erat
6.      Hubungan primer
Dengan hubungan yang masih erat sehingga sifat kebersamaan, kegotong royongan sangat tercermin dalam keseharianya.
7.      Mempiunyai kpontrol social yang kletat
8.      Masalah yang dihadapi merupakan masalah bersama dan juga harus diselesaikan dan disoroti bersama pula.
9.      Nilai kegotong royongan masih subur
10.  Terdapat ikatan social yang berupa nilai-nilai yang berupa nilai-nilai adat dan kebudayaan yang harus dipatuhi oleh setiap anggpta masyarakat

2.      Ciri-ciri Masyarakat Kota
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di  desa.
2.   Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada  orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
3.   Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh      warga kota dari pada warga desa.
5.   Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada  faktor pribadi.
6.   Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan   individu.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya  terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.



http://ervannur.files.wordpress.com/2010/11/perbedaan-masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan_thumb.jpg?w=475&h=387
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_1tF1dKIRbulYRtjI-adadxnudSZJlBdF73fDs2hMu5uMMs50j0TKU3gkV83MwFq5PmC5MexRp9o7B-k-uRhRgPvfqC9duo-K_mPQfG3K1ygyJxY0kA6trlyl2MTpUM9pXpMpWPga8UE/s1600/desa+dan+kota.jpg
Gambar Masyarakat Desa (kiri) dan Kota (kanan)

C.        TIPE – TIPE MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1.                  Masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
2.                  Masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :
· Masyarakat nature
 Yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yang bertalian dengan hubungan darah atau keturunan.
·   Masyarakat kultur
            Yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya


D.        PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
            Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suatu permasalahan.
            Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.
            Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum. 
1.                  Sederhana
2.                  Mudah curiga
3.                  Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4.                  Mempunyai sifat kekeluargaan
5.                  Lugas atau berbicara apa adanya
6.                  Tertutup dalam hal keuangan mereka
7.                  Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8.                  Menghargai orang lain
9.                  Demokratis dan religius
10.              Jika berjanji, akan selalu diingat
            Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
            Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
1.                  Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
2.                  Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain
3.                  Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
4.                  Jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
5.                  Interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.


            Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.

E.   ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
a.   Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b.   Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c.   Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat  sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d.   Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e.   Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan    lain dikota.

Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :
a.   Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebihmudah untuk mendapatkan penghasilan
b.   Di kota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah   menjadi industri kerajinan.
c.   Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d.   Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat  pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
e.   Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau   untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).

F. AGAMA YANG DIANUT OLEH MASYRAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
      Agama yang dianut oleh masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan umumnya sama yaitu beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha. Namun yang membedakan adalah masyarakat pedesaan yang umumnya di daerah pedalaman masih mengikuti adat istiadat nenek moyang yang sering dilaksanakan


G. HUBUNGAN MASYARAKAT DESA DAN KOTA
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Masyarakat Desa atau juga bisa disebut sebagai masyarakat tradisonal manakala dilihat dari aspek kulturnya. Masyarakat pedesaan itu lebih bisa bersosialisasi dengan orang orang di sekitarnya. Masyarakat Desa adalah kebersamaan. sedangkan Pola interaksi masyarakat kota adalah individual,. Sebagai contoh kalau anda pergi ke suatu Desa, dan anda bertanya dengan seseorang siapa nama tetangganya, pasti dia hafal. Kalau di kota, kurang dapat bersosialisasi karena masing masing sudah sibuk dengan kepentingannya sendiri2.Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan, sedang masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan kadang hierarki. Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan, sedangkan masyarakat kota terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.
Pada dasarnya masyarakat desa dan kota adalah sama-sama bersinergi untuk membangun sebuah negara, Bagaimanapun karakternya, Dimanapun tempatnya, adalah tetap satu yaitu masyarakat.
Masyarakat desa dan kota adalah dua komunitas yang saling membutuhkan antara satu sama lain. Diantara keduanya terdapat hubungan yang erat dan bersifat ketergantungan karena keduanya saling membutuhkan. Masyarakat kota tergantung pada masyarakat desa  karena masyarakat kota membutuhkan bahan-bahan makanan seperti sayur-sayuran,beras,daging dan lain-lainnya.

Sebaliknya, masyarakat kota memberi kebutuhan untuk masyarakat desa seperti : alat elektronik , obat-obatan dan lain-lain. Selain itu masyarakat kota juga bisa membatu dari segi kesehatan dengan mengirim tenaga kesehatan untuk membatu masyarakat kota yang terkena musibah.  Serta tenaga  yang mampu memberikan pendidikan di desa agar masyarakat desa juga ikut merasakan kehidupan di kota dan memberi pengalaman yang luas untuk masyarakat desa supaya lebih maju lagi.

Maka dari itu hubungan antara masyarakat desa dan kota sangat lah penting . Karena hubungan antara desa dan kota berkaitan satu dengan yang lain . Seperti desa kalau tidak ada desa masyarakat kota tidak akan mendapatkan kebutuhan makanan dan juga sebaliknya kalau tidak ada kota masyarakat tidak bisa mendapatkan alat-alat yang diperlukannya seperti elektronik dan transportasi.
Mulai dari sekarang kita harus mendukung kinerja masyarakat desa dan kota agar kebutuhan satu dengan yang lainnya terpenuhi. Dan mulai sekarang kita tidak boleh memandang  sebelah mata masyarakat desa karena kalo tidak ada mereka kita bisa mendapatkan kebutuhan hidup kita sehari-hari.




















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Masyarakat Pedesaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hampir sama (Homogen) disuatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor pertanian (Agraris), Sedangkan masyarakat kota ialah masyarakat yang tinggal di tengah-tengah kota, gaya hidup induvidual, jalan pikiran yang rasional dan tidak terikat padanorma tertentu.

Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan kota, namun diantara kedua komponen tersebut memiliki hubungan yang signifikan, artinya kehidupan perekonomian di kota tidak akan berjalan dengan baik bila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa , begitu juga sebaliknya.

Manusia menjalani  kehidupan didunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan dirinya sendiri dalam artian butuh bantuan dan pertolongan orang lain , maka dari itu manusia disebut makhluk sosial, Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah pendorong  atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan didesa maupun diperkotaan. Tentunya itulah harapan kita bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang ini, jauh sekali dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan Sosial,  yang kaya makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat , mutu pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali membunuh saudaranya (dekadensi moral ) hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak lagi fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu ada pada lingkungan dimana kita tinggal.

Sehubungan dengan itu, barangkali kita berprasangka atau mengira fenomena-fenomena yang terjadi diatas hanya terjadi dikota saja, ternyata problem yang tidak jauh beda ada didesa, yang kita sangka adalah tempat yang aman, tenang  dan berakhlak (manusiawi), ternyata telah tersusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh dan bebas itu disatu pihak masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat desa yang berurbanisasi ke kota menjadi masyarakat marjinal dan bagi desa pengaruh urbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif di desa menjadi berkurang yang membuat sebuah desa tak maju bahkan cenderung tertinggal.
B.     Saran – saran

Pembangunan Wilayah perkotaan seharusnya berbanding lurus dengan pengembangan wilayah desa yang berpengaruh besar terhadap pembangunan kota. Masalah yang terjadi di kota tidak terlepas karena adanya problem masalah yang terjadi di desa, kurangnya sumber daya manusia yang produktif akibat urbanisasi menjadi masalah yang pokok untuk diselesaikan dan paradigma yang sempit bahwa dengan mengadu nasib dikota maka kehidupan menjadi bahagia dan sejahtera menjadi masalah serius.  Problem itu tidak akan menjadi masalah serius apabila pemerintah lebih fokus terhadap perkembangan dan pembangunan desa tertinggal dengan membuka lapangan pekerjaan dipedesaan sekaligus mengalirnya investasi dari kota dan juga menerapkan desentralisasi otonomi daerah yang memberikan keleluasaan kepada seluruh daerah untuk mengembangkan potensinya menjadi lebih baik, sehingga kota dan desa saling mendukung dalam segala aspek kehidupan





















DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Kosim, H, E. 1996. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari
rdiwinata,Jajat.2007.Sosiologi Antropologi Pendidikan.Bandung:UPI PRESS
Fathoni,Abdurrahmat.2006.Antropologi Sosial Budaya.Jakarta:PT Rineka Cipta