BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membahas
tentang ciri-ciri desa dan kota, klasifikasi, masalah yang dihadapi,
perencanaan, dan pembangunannya mengkaji permasalahan yang berkaitan tentang
pola pemukiman tata guna lahan dan ruang dan teori lokasi serta strukutr
internal perkotaan dan pedesaan. Melalui mata kuliah ini diharapkan dapat
mengembangkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang teori, masalah dan
perencanaan, kemampuan menganalisis dan menerapkan teori-teori
perkotaan/perdesaan bagi sarjana geografi sangat diperlukan, agar mahasiswa
dapat eksis terhadap perkembangan ilmu dan aplikable dalam memecahkan
masalah-masalah perkotaan/ perdesaan yang selama ini sedang berkembang.
Pada
hakikatnya masyarakat di desa dan di kota memiliki watak dan prinsip yang
berbeda, ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya sebagai berikut : jumlah dan kepadatan penduduk, lingkungan hidup, mata pencaharian, corak , stratifikasi sosial, mobilitas social, pola interaksi social,solidaritas
social, dalam hierarki sistem
administrasi nasional.
Banyak alasan pentingnya membicarakan
masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Selain belum ada kesepakatan umum
tentang keberadaan masyarakat desa sebagai suatu pengertian yang baku,juga
kalau dikaitkan dengan pembangunan yang orientasinya banyak dicurahkan
kepedesaan,maka pedesaan memiliki arti tersendiri dalam kajian struktur sosial
atau kehidupanya. Dalam keadaan desa yang “sebenarnya”,desa masih dianggap
sebagai standard pemelihara system kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli
seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong-royong, kesenian,
kepribadian dalam berpakaian, adat-istiadat, kehidupan moral-susila, dan
lain-lain.
Orang
kota membayangkan bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul dengan
rukun,tenang,selaras,dan akur.Akan tetapi justru dengan berdekatan itulah mudah
terjadi konflik atau persaingan yang bersumber dari peristiwa kehidupan
sehari-hari, hal tanah, perbedaan antara kaum muda dan tua dan lain-lain.
Melihat
dari berbagai aspek yang ada, baik kita lihat secara langsung atau melalui
media informasi, baik cetak maupun media elektronik, bahwa betapa fenomena
hidup yang ada pada masyarakat pedesaan mulai mengalami pergeseran nilai, norma
serta adat istiadat yang tidak lagi dihiraukan oleh banyak penduduk desa
yang ingin merasa kehidupannya berubah, baik ekonomi maupun status sosialnya.
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok
orang yang memsebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian
besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok
tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas
yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam
satu komunitas yang teratur.
Masyarakat (society) merupakan istilah yang
digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh
juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai
individu. Dari segi perlaksaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat – atau tidak
dibuat – oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam
pengkajian sains sosial.
Perkataan society datang daripada bahasa Latin societas, “perhubungan baik
dengan orang lain”. Perkataan societas diambil dari socius yang bererti “teman”, maka makna
masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini
bermakna telah tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya mempunyai
kepentingan dan matlamat yang sama. Maka, masyarakat selalu digunakan untuk
menggambarkan rakyat sesebuah negara.
Walaupun setiap masyarakat itu berbeza, namun cara ia musnah adalah
selalunya sama: penipuan, pencurian, keganasan, peperangan dan juga kadangkala
penghapusan etnik jika perasaan perkauman itu timbul. Masyarakat yang baru akan
muncul daripada sesiapa yang masih bersama, ataupun daripada sesiapa yang
tinggal. Pernyataan inilah yang ingin kami bahas dalam makalah yang ringkas dan
singkat ini.
B. PERUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang dimaksud masyarakat pedesaan dan perkotaan ?
2. Apa
saja ciri-ciri masyarakat pedesaan dan perkotaan ?
3. Bagai mana
perbedaan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan ?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Penulis mampu melakukan pengkajian yang
terdiri dari pengumpulan data, analisis data, merumuskan masalah, dan
memprioritaskannya.
b. memberi pengetahuan dan wawasan agar
kita dapat memahami pengertian masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan,
mengetahui ciri-ciri, tipe, perbedaan dan aspek positif & negative dari
masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan, serta mengetahui agama yang
dianut oleh masyrakat tersebut.
c. Bekerja sama dengan keompok dengan menetapkan
tujuan yang dicapai dan menyusun pemecahan masalah bersama.
d. Mampu melasanakan rencana yang telah
ditetapkan bersama anggota.
e. Mampu memahami dan mengerti isi dari makalah
dan mempresentasikannya kepada audiens.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
1.
Masyarakat Pedesaan
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana
bertempat tinggal suatu masyarakat pemeritnahan sendiri. Menurut Bintaro,
desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan
kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Gambar Aktivitas Masyarakat Desa
Sedangkan menurut Paul H. Landis :Desa adalah
pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan
perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota
masyarakat yang sangat kuat yang hakekatnya.
Masyarakat Pedesaan adalah
masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama.
Adat istiadat adalah sesuatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala
konsepsi sistem budaya yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam
kehidupan sosial hidup bersama, bekerja sama dan berhubungan erat secara tahan
lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam.
Ada 3 pendapat yang dikemukakan mengenai pengertian desa,
antara lain:
1 .
Menurut Sutardjo Kartohadikusuma
desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal
suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
2.
Menurut Binart
desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial,
ekonomi, politik dan kultural yang terdapat disuatu daerah.
3.
Menurut Paul H. Landis
desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
4.
Menurut
Sutarjo Kartohadikusumo,
Desa adalah suatu kesatuan hukum
dimana bermukim sutau masyarakat yang berkuasa dan masyarakat tersebut
mengadakan pemerintah sendiri.
Unsure-unsur dalam desa meliputi :
a.Daerah
(lingkungan geografis)
b.Penduduk, yang meliputi
berbagai hal tentang kependudukan seperti : jumlah, persebaran, mata
pencaharian dll
c.Tata kehidupan, meliputi
segala hal yang yang menyangkut seluk beluk kehidupan masyarakat desa.
Sedangkan pengertian desa dalam
kehidupan sehari-hari atau secara umum sering di istilahkan dengan
kampung,yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota,yang di huni
sekelompok masyrakat di mana sebagian besar mata pencaharianya sebagai petani
sedangkan secara atmininistrastif desa adalah yang terdiri dari satu atau lebih
atau dusun di gabungkan hingga menjadi suatu daerah yang berdiri sendiri atao
berhak mengatur rumah tangga sendiri (otonomi).
Ø SYARAT-SYARAT
DESA
Mempunyai wilayah, Adanya penduduk,
Mempunyai pemerintahan, Berada langsung di bawah camat, Mempunyai
kebiasaan-kebiasaan pergaulan sendiri.
Ø FUNGSI
DESA
Fungsi Desa sebagai :
sumber bahan pangan,
penghasilan bahan mentah, penghasil tenaga kerja, pusat-pusat industri kecil.
Ø KLASIFIKASI
DESA
Berdasarkan tingkat
pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi yang dimilikinya,desa dapat
diklasifikasikan menjadi berikut ini :
a. Desa swadaya
Desa swadaya adalah suatu wilayah pedesaan yang hampir seluruh masyarakatnya
mampu memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri.
Ciri-ciri desa swadaya :
1) Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
2) Penduduknya jarang.
3) Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4) Bersifat tertutup.
5) Masyarakat memegang teguh adat.
6) Teknologi masih rendah.
7) Sarana dan prasarana sangat kurang.
8) Hubungan antarmanusia sangat erat.
9) Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.
b. Desa swakarya
Desa swakarya adalah desa yang sudah bisa memenuhi kebutuhannya
sendiri,kelebihan produksi sudah mulai dijual kedaerah-daerah lainnya.
Ciri-ciri desa swakarya :
1) Adanya pengaruh dari luar sehingga mengakibatkan perubahan pola pikir.
2) Masyarakat sudah mulai terlepas dari adat.
3) Produktivitas mulai meningkat.
4) Sarana prasarana mulai meningkat.
5) Adanya pengaruh dari luar yang mengakibatkan perubahan cara berpikir.
c. Desa swasembada
Desa swasembada adalah desa yang lebih maju dan mampu mengembangkan semua
potensi yang ada secara optimal,dengan ciri-ciri berikut :
1) Hubungan antarmanusia bersifat rasional.
2) Mata pencaharian homogen.
3) Teknologi dan pendidikan tinggi.
4) Produktifitas tinggi.
5) Terlepas dari adat.
6) Sarana dan prasarana lengkap dan modern.
Ø POTENSI
DESA
potensi fisik : pertanian
potensi social : gotong royong, apatur desa, lembaga social
Ø POLA
PERSEBARAN DESA
1. Pola memanjang mengikuti jalan
raya. Pola ini umumnya terdapat di pedalaman
2. Pola mengikuti rel kereta api
3. Mengikuti garis pantai
4. Pola masyarakat
Penyebarannya:
a. Terdapat di daerah pegunungan (dataran tinggi)
b. Daerah yang berelief kasar
5. Pola Desa Tersebar
Pola desa yang tidak teratur. Pola desa ini banyak dijumpai di daerah Karst
(Kapur)
2.
Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang kehidupannya banyak dipengaruhi oleh
perkembangan jaman seperti dari dampak globalisasi. Secara umum,
masyarakat perkotaan sosialisasinya sudah berkurang dan kepribadiannya beragam.
Kurangnya rasa sosialisasi karena masyarakat perkotaan sudah sibuk dengan
kepentingannya masing-masing, sedangkan dari kepribadiannya masyarakat
perkotaan kebanyakan sedikit stress karena banyaknya target/pencapaian yang
harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Pola interaksi masyarakat perkotaan
lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan terkadang hierarki dan
bersifat vertikal serta individual. Pola solidaritas sosial masyarakat
perkotaan terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam
masyarakat. Walaupun begitu, tidak semua masyarakat perkotaan seperti apa yang
dijelaskan di atas.
Masyarakat perkotaan sering disebut
urban community, pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat
kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat
pedesaan.
Seperti halnya desa,
kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa
ahli berikut ini :
a. Wirth
Kota
adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
b. Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat
memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
c. Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang
atau lebih. Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani
ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau
lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Menurut konsep
Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut Kota, karena memang gaya hidupnya
yang cenderung bersifat individualistik. Marilah sekarang kita meminjam lagi
teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota yang diantaranya mempunyai
ciri-ciri :
a). Netral Afektif
Masyarakat Kota
memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas dan sifat rasional
ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau Association. Mereka tidak
mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut
perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya
tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya.
b). Orientasi Diri
Manusia dengan
kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya
dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan
kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan
diri pada orang lain, mereka cenderung untuk individualistik.
c). Universalisme
Berhubungan dengan semua hal yang
berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat
penting untuk Universalisme.
d). Prestasi
Mutu atau prestasi seseorang akan
dapat menyebabkan orang itu diterima berdasarkan kepandaian atau keahlian yang
dimilikinya.
e). Heterogenitas
Masyarakat kota lebih memperlihatkan
sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan
penduduknya.
Ø KLASIFIKASI
KOTA
A. Menurut Jumlah Penduduk
1. Kota Kecil =penduduknya antara
20.000-50.000 jiwa
2. Kota sedang =penduduknya antara
50.000-100.000 jiwa
3. Kota besar =penduduknya antara
100.000-1.000.000 jiwa
4. Metropolitan =penduduknya antara
1.000.000-5.000.000 jiwa
5. Megapolitan =penduduknya lebih dari
5.000.000 jiwa
B. Menurut tingkat perkembangan
1. Tahap eopolis adalah tahap
perkembangan desa yang sudah teratur dan masyarakatnya merupakan peralihan dari
pola kehidupan desa kea rah kehidupan kota.
2. Tahap polis adalah suatu daerah kota yang sebagian penduduknya masih
mencirikan sifat-sifat agraris.
3. Tahap metropolis adalah suatu
wilayah kota yang ditandai oleh penduduknya sebagaian kehidupan ekonomi masyarakat
ke sector industri.
4. Tahap megapolis adalah suatu
wilayah perkotaan yang terdiri dari beberapa kota metropolis yang menjadi satu
sehingga membentuk jalur perkotaan.
5. Tahap tryanopolis adalah suatu kota
yang ditandai dengan adanya kekacauan pelayanan umum, kemacetan lalu-lintas,
tingkat kriminalitas tinggi.
6. Tahap necropolis (Kota mati) adalah
kota yang mulai ditinggalkan penduduknya.
B.
CIRI-CIRI MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
1.
Ciri-ciri masyarakat pedesaan
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat
desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak
dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian
karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun
dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi,
sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri
karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang
bersifat umum.
1. Sederhana
2. Mudah curiga
3. Menjunjung tinggi
norma-norma yang berlaku didaerahnya
4. Mempunyai sifat
kekeluargaan
5. Lugas atau
berbicara apa adanya
6. Tertutup dalam hal
keuangan mereka
7. Perasaan tidak ada
percaya diri terhadap masyarakat kota
8. Menghargai orang
lain
9. Demokratis dan
religius
10. Jika berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan
menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta
yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat
pedesaan.
Ciri-ciri masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:
1.
Di dalam masyarakat pedesaan memiliki hubungan yang lebih mendalam dan
erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas
wilayahnya.
2.
System kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
(gemeinschaft atau paguyuban)
3. Sebagian besar warga masyarakat hidup dari
pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan
sambilan (part time) yag biasa mengisi waktu luang.
4. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam
hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
5. Homogeny social
Biasanya desa terdiri dari
beberapa kerabat yang masih mempunyai hubungan erat
6. Hubungan primer
Dengan hubungan yang masih
erat sehingga sifat kebersamaan, kegotong royongan sangat tercermin dalam
keseharianya.
7. Mempiunyai kpontrol social yang kletat
8. Masalah yang dihadapi merupakan masalah
bersama dan juga harus diselesaikan dan disoroti bersama pula.
9. Nilai kegotong royongan masih subur
10. Terdapat ikatan social yang berupa
nilai-nilai yang berupa nilai-nilai adat dan kebudayaan yang harus dipatuhi
oleh setiap anggpta masyarakat
2.
Ciri-ciri Masyarakat Kota
Ada
beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. Kehidupan
keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2. Orang kota
pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
3. Pembagian
kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
4.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota dari pada warga desa.
5. Interaksi
yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor
pribadi.
6. Pembagian
waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
7.
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Gambar Masyarakat
Desa (kiri) dan Kota (kanan)
C.
TIPE – TIPE MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
Dipandang
dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1.
Masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
2.
Masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :
· Masyarakat nature
Yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya,
seperti gerombolan, suku, yang bertalian dengan hubungan darah atau keturunan.
· Masyarakat kultur
Yaitu
masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya
koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya
D.
PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat
kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam
memecahkan suatu permasalahan.
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu
masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa
nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu,
sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di
jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan
informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.
Berikut
ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan
budaya mereka yang bersifat umum.
1.
Sederhana
2.
Mudah curiga
3.
Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4.
Mempunyai sifat kekeluargaan
5.
Lugas atau berbicara apa adanya
6.
Tertutup dalam hal keuangan mereka
7.
Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8.
Menghargai orang lain
9.
Demokratis dan religius
10.
Jika berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan
cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap
kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah
sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Berbeda
dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih
mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu.
Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Ada
beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
1.
Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan
keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya
bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
2.
Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung
pada orang lain
3.
Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena
perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
4.
Jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
5.
Interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor
kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
Hal
tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan
pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke
pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan
pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk
kesejahteraan mereka.
E. ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
a. Bertambahnya
penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b. Terdesaknya
kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk
desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang
ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa
tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan
panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau
panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain
dikota.
Hal
– hal yang termasuk pull factor antara lain :
a. Penduduk
desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebihmudah untuk
mendapatkan penghasilan
b. Di
kota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
c. Pendidikan
terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d. Kota
dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan
dengan segala macam kultur manusianya.
e. Kota
memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk
mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).
F. AGAMA YANG DIANUT OLEH MASYRAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
Agama
yang dianut oleh masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan umumnya sama
yaitu beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha. Namun yang membedakan adalah
masyarakat pedesaan yang umumnya di daerah pedalaman masih mengikuti adat
istiadat nenek moyang yang sering dilaksanakan
G. HUBUNGAN MASYARAKAT DESA DAN KOTA
Masyarakat
pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga
desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang
hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan
bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota
masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling
mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap
keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Masyarakat Desa
atau juga bisa disebut sebagai masyarakat tradisonal manakala dilihat dari
aspek kulturnya. Masyarakat pedesaan itu lebih bisa bersosialisasi dengan orang
orang di sekitarnya. Masyarakat Desa adalah kebersamaan. sedangkan Pola
interaksi masyarakat kota adalah individual,. Sebagai contoh kalau anda pergi
ke suatu Desa, dan anda bertanya dengan seseorang siapa nama tetangganya, pasti
dia hafal. Kalau di kota, kurang dapat bersosialisasi karena masing masing
sudah sibuk dengan kepentingannya sendiri2.Pola interaksi masyarakat pedesaan
adalah dengan prinsip kerukunan, sedang masyarakat perkotaan lebih ke motif
ekonomi, politik, pendidikan, dan kadang hierarki. Pola solidaritas sosial
masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan,
sedangkan masyarakat kota terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada
dalam masyarakat.
Pada dasarnya masyarakat desa dan kota adalah sama-sama bersinergi untuk
membangun sebuah negara, Bagaimanapun karakternya, Dimanapun tempatnya, adalah
tetap satu yaitu masyarakat.
Masyarakat desa dan kota adalah dua komunitas yang saling
membutuhkan antara satu sama lain. Diantara keduanya terdapat hubungan yang
erat dan bersifat ketergantungan karena keduanya saling membutuhkan.
Masyarakat kota tergantung pada masyarakat desa karena
masyarakat kota membutuhkan bahan-bahan makanan seperti
sayur-sayuran,beras,daging dan lain-lainnya.
Sebaliknya, masyarakat kota memberi kebutuhan untuk
masyarakat desa seperti : alat elektronik , obat-obatan dan lain-lain.
Selain itu masyarakat kota juga bisa membatu dari segi kesehatan dengan
mengirim tenaga kesehatan untuk membatu masyarakat kota yang terkena
musibah. Serta tenaga yang mampu memberikan pendidikan di
desa agar masyarakat desa juga ikut merasakan kehidupan di kota dan memberi
pengalaman yang luas untuk masyarakat desa supaya lebih maju lagi.
Maka dari itu hubungan antara masyarakat desa dan kota
sangat lah penting . Karena hubungan antara desa dan kota berkaitan satu dengan
yang lain . Seperti desa kalau tidak ada desa masyarakat kota tidak akan
mendapatkan kebutuhan makanan dan juga sebaliknya kalau tidak ada kota
masyarakat tidak bisa mendapatkan alat-alat yang diperlukannya seperti
elektronik dan transportasi.
Mulai
dari sekarang kita harus mendukung kinerja masyarakat desa dan kota agar
kebutuhan satu dengan yang lainnya terpenuhi. Dan mulai sekarang kita tidak
boleh memandang sebelah mata masyarakat desa karena kalo tidak ada
mereka kita bisa mendapatkan kebutuhan hidup kita sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masyarakat
Pedesaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang
berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hampir sama
(Homogen) disuatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari
sektor pertanian (Agraris), Sedangkan masyarakat kota ialah masyarakat yang
tinggal di tengah-tengah kota, gaya hidup induvidual, jalan pikiran yang
rasional dan tidak terikat padanorma tertentu.
Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa
dan kota, namun diantara kedua komponen tersebut memiliki hubungan yang
signifikan, artinya kehidupan perekonomian di kota tidak akan berjalan dengan
baik bila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa , begitu juga
sebaliknya.
Manusia menjalani kehidupan didunia ini tidaklah
bisa hanya mengandalkan dirinya sendiri dalam artian butuh bantuan dan
pertolongan orang lain , maka dari itu manusia disebut makhluk sosial, Oleh
karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah pendorong
atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik itu
kehidupan didesa maupun diperkotaan. Tentunya itulah harapan kita bersama,
tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang ini, jauh sekali dari harapan
dan tujuan pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan Sosial, yang kaya
makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat , mutu pendidikan yang masih rendah,
orang mudah sekali membunuh saudaranya (dekadensi moral ) hanya karena hal
sepele saja, dan masih banyak lagi fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita
rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu ada pada lingkungan dimana kita
tinggal.
Sehubungan dengan itu, barangkali kita berprasangka atau
mengira fenomena-fenomena yang terjadi diatas hanya terjadi dikota saja,
ternyata problem yang tidak jauh beda ada didesa, yang kita sangka adalah
tempat yang aman, tenang dan berakhlak (manusiawi), ternyata telah
tersusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh dan bebas itu disatu pihak
masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat
desa yang berurbanisasi ke kota menjadi masyarakat marjinal dan bagi desa
pengaruh urbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif di desa
menjadi berkurang yang membuat sebuah desa tak maju bahkan cenderung
tertinggal.
B. Saran – saran
Pembangunan Wilayah perkotaan seharusnya berbanding lurus
dengan pengembangan wilayah desa yang berpengaruh besar terhadap pembangunan
kota. Masalah yang terjadi di kota tidak terlepas karena adanya problem masalah
yang terjadi di desa, kurangnya sumber daya manusia yang produktif akibat
urbanisasi menjadi masalah yang pokok untuk diselesaikan dan paradigma yang
sempit bahwa dengan mengadu nasib dikota maka kehidupan menjadi bahagia dan
sejahtera menjadi masalah serius. Problem itu tidak akan menjadi masalah
serius apabila pemerintah lebih fokus terhadap perkembangan dan pembangunan
desa tertinggal dengan membuka lapangan pekerjaan dipedesaan sekaligus
mengalirnya investasi dari kota dan juga menerapkan desentralisasi otonomi
daerah yang memberikan keleluasaan kepada seluruh daerah untuk mengembangkan
potensinya menjadi lebih baik, sehingga kota dan desa saling mendukung dalam
segala aspek kehidupan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,
Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial
Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Kosim, H,
E. 1996. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari
rdiwinata,Jajat.2007.Sosiologi
Antropologi Pendidikan.Bandung:UPI PRESS
Fathoni,Abdurrahmat.2006.Antropologi
Sosial Budaya.Jakarta:PT Rineka Cipta